Jumat, 20 Mei 2016

laporan psikologi perkembangan anak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan pranatal, perkembangan masa bayi, perkembangan masa awal kanak-kanak, perkembangan masa akhir kanak-kanak, perkembangan masa remaja, perkembangan masa dewasa, dan perkembangan lanjut usia. Namun pada pembahasan di sini penulis lebih memfokuskan pada perkembangan anak yang berusia 3 tahun 10 bulan atau perkembangan masa awal kanak-kanak dan anak yang berusia 9 tahun 9 bulan atau akhir kanak-kanak.
Perkembangan jasmanai maupun rohani sudah dimulai sejak masih dalam kandungan  yang biasanya Sembilan bulan lamanya. Pada waktu lahir kemampuan otak telah terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus meningkat sampai dengan umur 5 tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal itu sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terkandung dalam makanan pada sang anak.
Untuk perkembangan rohani tidak dapat diselidiki terlepas dari perkembangan jasmani. Sesungguhpun ada perbedaan antara keduanya, dan perbedaan itu tidak selalu perlu apalagi pada seorang bayi. pada masa usia ini seorang bayi hanya dapat memberikan isyarat dengan menggerakan tangannya, menangis, tertawa dalam menginginkan sesuatu dan hal itu akan terus berkembang hingga ia dapat berbicara berjalan dan berlari.
1.2             Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari observasi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
·         untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologis ataupun fisik pada si anak
·         agar dapat membedakan anatara perkembangan awal dan akhir kanak-kanak
·         dan pemenuhan tugas psikologi perkembangan anak



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Aspek Perkembangan Motorik dan Kognitif pada Anak Usia 2-6 Tahun
Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.Seperti bayi dan balita, anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososialnya.
Masa kanak–kanak awal usia 2 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak. Di dalam Islam masa ini disebut dengan fase al-thifl. Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan intelektualnya. Perkembangan fisik anak mengalami perubahan seperti, tinggi badan dan berat badan. Masa kanak-kanak rata-rata tinggi badannya bertambah 6.25 cm setiap tahun dan bertambah berat badan 2-5 kg. Pada usia 6 tahun berat badan anak normal harus kurang lebih mencapai 7 kali berat pada waktu lahir. Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
 Prinsip-prinsip perkembangan fisiologis anak usia Taman Kanak-kanak adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Sehingga seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.
Perkembangan Motorik Kasar merupakan tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti: berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
 Perkembangan gerakan motorik halus anak TK ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Jadi, pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan intelektual pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Jadi, pada masa ini anak memiiki perkembangan  inteektual yang tinggi yang menyebabkan  mereka menanyakan apa-apa yang mereka lihat dan mereka dengar. 
Memori adalah kemampuan untuk mengkodekan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari waktu ke waktu. Anak-anak harus belajar untuk mengkodekan benda, orang, dan tempat-tempat dan kemudian dapat mengingat mereka dari memori jangka panjang.
Anak-anak kecil tidak ingat serta anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak ini lebih baik dari pada pengakuan tugas ingat memori. Peneliti menduga beberapa kemungkinan penyebab untuk pengembangan ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa anak-anak prasekolah mungkin kurang dalam aspek-aspek tertentu dari perkembangan otak yang diperlukan untuk kemampuan memori matang. Penjelasan lain adalah bahwa anak-anak prasekolah tidak memiliki nomor yang sama dan jenis pengalaman untuk memanfaatkan sebagai orang dewasa saat memproses informasi. Alasan lain adalah bahwa anak-anak kurang perhatian selektif, yang berarti mereka lebih mudah terganggu. Masih penjelasan lain adalah bahwa anak-anak tidak memiliki kualitas yang sama dan kuantitas strategi mnemonic efektif sebagai orang dewasa.
Anak-anak prasekolah, namun, menunjukkan minat yang kuat dalam belajar. Apa seorang anak mungkin kurang dalam keterampilan terdiri dalam inisiatif. Jadi anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang melekat tentang dunia, yang mendorong kebutuhan untuk belajar sebanyak mungkin, secepat mungkin. Beberapa anak muda mungkin menjadi frustrasi ketika belajar tidak terjadi secepat atau mengingat seefisien anak yang lebih tua. Ketika situasi belajar yang terstruktur sehingga anak-anak dapat berhasil menetapkan tujuan-cukup dicapai dan memberikan bimbingan dan dukungan-anak bisa menjadi sangat matang dalam kemampuan mereka untuk memproses informasi.
2.2 Aspek Perkembangan Sosial-Emosi pada anak
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal.Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.Pada masa ini, emosi yang dilakukan adalah termasuk dalam emosi yang disadari. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal adalah:
a.        Amarah 
Muncul ketika anak sedang bermain dengan teman sebayanya, lalu terjadi perebutan mainan oleh salah satu pihak, mungkin juga karena keinginannya tidak tercapai, ataupun karena ada serangan dari anak lain. Ekspresi yang biasa muncul adalah menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, dan memukul.
b.       Takut
Dirasakan ketika ia mendengar cerita yang menyeramkan, melihat gambar, melihat TV, mendengarkan radio, maupun melihat orang yang sedang marah-marah. Ia biasanya langsung panik, lari, menghindar, bersembunyi, maupun  menangis.
c.       Cemburu
Biasa diungkapkan dengan pura-pura sakit, nakal, maupun regresi (melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik perhatian, misalnya ngompol lagi setelah lama tidak ngompol). Penyebab umumnya adalah karena perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya yang baru lahir.
d.       Ingin tahu
Emosi ini biasanya dilakukan dengan banyak bertanya.Ia ingin mengetahui hal-hal yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri.
e.        Iri hati
Jika emosi ini sedang muncul, maka ia akan mengeluh tentang hal-hal yang dimiliki, mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang orang lain, ataupun bahkan mengambil benda yang ingin dimilikinya. Ia sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain.
f.       Gembira
Dapat mereka rasakan tatkala ia sedang sehat, mendengar bunyi yang tiba-tiba, ataupun berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit. Ungkapannya adalah dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, memeluk benda atau orang yang membutanya bahagia.


g.       Sedih
Tatkala kehilangan sesuatu yang disayanginya.Ia akan menangis dan kehilangan gairah mengerjakan kegiatan sehari-hari.
h.       Kasih sayang
Emosi ini ditimbulkan dengan memeluk, menepuk, mencium obyek yang disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus binatang yang disayangi dan menggendongnya.
i.        Malu
Muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.Rasa malu biasanya berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak yang mengalami rasa malu ini biasanya akan terlihat seperti “merengut” seolah-olah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Rasa malu bukan merupakan hasi dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan akan lebih menunjukkan perasaan malu dan bersalah jika dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan di antara gender ini sangat menarik karena biasanya anak perempuan adalah pihak yang lebih rentan terhadap internalisasi seperti kecemasan dan depresi, di mana salah satu ciri khasnya adalah perasaan malu dan kritik terhadap diri yang berlebihan.
j.        Bersalah
Emosi ini biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan.Perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.



k.       Bangga
Emosi ini muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan perilaku tertentu.Rasa bangga sering kali diasosiakan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perkembangan emosi evaluatif yang disadari ini sangat dipengaruhi oleh respons orang tua terhadap perilaku anak. Sebagai contoh, seorang anak akan mengalami perasaan bersalah ketika orang tua berkata “Kamu seharusnya tidak boleh menggigit kakakmu”.
Beberapa di antara perubahan penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan untuk membicarakan emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman tentang emosi. Mereka juga mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-perasaan yang dialami.
Ketika menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merefleksi emosi. Mereka juga mulai memahami bahwa mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar sosial.
Perbandingan antara emosi anak dan emosi orang dewasa:
Emosi Anak
Emosi Orang Dewasa
Berlangsung singkat dan berakhir
Berlangsung lebih lama dan berakhir lambat
Terlihat lebih hebat atau kuat
Tidak terlihat hebat dan kuat
Bersifat sementara atau dangkal
Lebih mendalam dan lama
Lebih sering terjadi
Jarang terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Sulit diketahui, lebih pandai menyembunyikannya.
           
Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya, kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun kadang-kadang saja, maka sikap terdapat kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering, tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer dari pada anak yang interaksinya terbatas.
Pada masa prasekolah (terutama mulai usia 4 tahun) perkembangan sosial anak sudah mulai tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Ciri-ciri perkembangan pada tahap ini adalah :
1.      Anak sudah mulai tahu aturan-aturan, baik dilingkungan keluarganya maupun dalam lingkungan bermain.
2.      Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
3.       Anak sudah mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
4.      Anak sudah mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya (peer group)
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio psikilogis keluarganya. Apabila memperhatikan, saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga, terjalin komunikasi antara anggota keluarga dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek penting yang berkembang pada masa ini diantaranya adalah hubungan keluarga, hubungan dengan teman sebaya, perkembangan permainan, perkembangan gender, dan perkembangan moral (Jahja, 2011: 191). 
2.3 Aspek Perkembangan Bahasa pada anak usia 2-6 Tahun
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (2-6 tahun ) Ada beberapa perubahan perkembangan bahasa yang terjadi pada usia dini, diantaranya:
a.       Berkenaan dengan fonologi, beberapa anak usia prasekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan misalnya (str dalam kata strika). Serta sulitnya mengucapkan huruf ‘r’.
b.      Berkenaan dengan morfologi, bahwa pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya.
c.       Berkenaan dengan sintaksis, bahwa anak-anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat ditentukan pada tingkat sintaksis. Mereka mulai tahu aturan yang kompleks tentang bagaimana kata-kata seharusnya diurutkan menurut subjek, predikat dan objeknya dalam membuat kalimat.
d.      Berkenaan dengan semantik, bahwa begitu anak sudah mampu membuat  kalimat dan sudah mampu mengembangkan makna kalimat tersebut dengan cepat.
Perbedaan bahasa anak usia 2 dan 6 tahun :
1.       Anak usia 6 tahun memiliki keterampilan dalam berdialog lebih baik, sehingga mampu membicarakan benda-benda yang fisikal (imaginatif).
2.      Anak usia 6 tahun mampu menunjukan gaya bicara yang sesuai dengan situasi sosial dan dengan siapa mereka sedang berbicara. 
Perkembangan Bahasa prasekolah
Perkembangan bahasa anak pra-sekolah, dapat diklasifikasikan kedalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,0-2,6 tahun) bercirikan;
a.       Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
b.      Anak sudah mampu memahami memahami tetang perbandingan.
c.       Anak banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana, darimana, dsb.
d.      Anak sudah mulai menggunakan kata-kata berawalan dan berakhiran.
Tahap Keempat (2,6-6,0 tahun) bercirikan;
a.       Anak sudah menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
b.      Tingkat berpikir anak sudah lebih maju
c.       Anak banyak bertanya tentang waktu, sebab akibat melalui pertanyaan kapan, mengapa, bagaimana, dsb.
2.4            Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
     Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas.  Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka. Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Tugas perkembangan atau development tasks menurut  Havighurst adalah “tugas – tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu pada setiap periode perkembangannya agar supaya individu menjadi berbahagia”.
Tugas perkembangan anak usiasekolah dasar dikemukakan oleh Havig Hurst dan Erikson. Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1.      Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan.
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak belajar menggunakan otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangantlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok. Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri khas permainan mereka. Implikasinya tyerhadapa sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak untuk mencapai tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.
·Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak      untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
·Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
·Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak. Sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sakit fisik sangat terganggu perkembangan mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri dan kegairahan belajarnya berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
2.      Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang berkembang.
Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan dan kebersihan diri sendiri. Anak telah tahu bahaya dan penderitaan yang dialami, apabila ia bertingkah laku yang membahayakan kesehatan dirinya sendiri.
3.      Belajar bergaul dengan teman sebaya
Anak hendaknya mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkunagn keluarga. Anak mampu menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan dan memehami perasaan orang lain, khusunya teman sebaya, sifat suka menolong, bertenggang rasa, dan jujur perlu dipelajari anak
4.      Mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat
Pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranna sesuai dengan jenis kelaminnya. Annak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga dengan anak pria.
5.      Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis dan berhitung, karena kemampuan berfikirnya yang memungkinkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.
6.      Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah yang menyangkut sosial.
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat menghargai miliknya dan milik orang lain, menaati peraturan, menerima tanggung jawab dan mengakui adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.
8.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat sekolah. Anak harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginannya. Untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya. Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat kecil maupun masyarakat luas ada pembagian tugas, seperti tugas orang tua, guru, polisi, dokter dan tugas dalam jabatan lainnya.
9.      Mencapai kebebasan pribadi
Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
Sedangkan menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1.      Perkembangan kognitif.
a.       Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
b.       Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda
c.        Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah.
d.       Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
e.        Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
f.        Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain


2.      Perkembangan Moral
a.       ( usia 6 sampai9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.  semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.
b.      ( Usia 9 – 12 tahun), seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan  dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule.
3.      Perkembangan mental emosional dan social anak usia sekolah dasar tugas perkembangannya yaitu:
a.       Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
b.      Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan perasaan   kompetensi dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi sukses.
c.       Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.

4.      Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya mencakup
a.       Mampu melompat dan menari
b.       Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
c.        Dapat menghitung jari – jarinya
d.       Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
e.        Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
f.        Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
g.        Mampu membedakan besar dan kecil
h.       Ketangkasan meningkat
i.         Melompat tali
j.         Bermain sepeda
k.       Mengetahui kanan dan kiri
l.         Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
m.     Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kabupaten Kepahiang, diman tempat objek dan peneliti tinggal, yang dimulai dari tanggal 25 mei sampai 29 mei 2014.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.
a.       Observasi
Peneliti menggunakan metode observasi (pengamatan) ini guna untuk melihat langsung aktivitas keseharian dan tugas perkembangan dari objek pengamatan yaitu anak yang bernama Syadifa Azzahra yang berusia 3 tahun 10 bulan.
b.      Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara guna untuk mengetahui identitas anak, yang mana wawancara ini ditujukan untuk orang tua, selain itu peneliti juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada objek penelitian.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1            Identitas Anak Pertama
            Nama Lengkap                        : Syadifa Azzahra
            Nama panggilan                      : Cha-Cha
            Tempat/tanggal Lahir              : Kepahiang, 04 Agustus 2010
            Usia                                         : 3 tahun 10 bulan
            Agama                                     : Islam
            Alamat                                    : Jl. Sidodadi, Kel. Ps. Ujung Kepahiang
            Nama Ayah                             : Widadi Purnomo
            Nama Ibu                                : Rahma Nengsih
            Pekerjaan Orangtua                 :
            Ayah                                       : Swasta
            Ibu                                           : Swasta
4.2            Deskripsi anak
Perkembangan Fisik Anak
Tinggi              :
Berat               : 15 kg
Warna rambut : hitam
Warna kulit     : sawo matang
Fostur tubuh    : sedang
4.3 Kondisi Perkembangan Anak
      Dalam observasi yang telah dilakukan oleh tim peneliti, ditemukan hasil yang berbeda-beda tentang kondisi subjek jika dilihat dari beberapa segi perkembangan subjek, antara lain:
a.       Perkembangan  kognitif
Pada observasi perkembangan kognitif  diperoleh hasil bahwa anak sudah dapat melalui atau berhasil menjalankan hampir semua perkembangan kognitif di usianya seperti, pandai menghitung sampai sepuluh, menyebutkan alphabet namun tidak berurutan, mengetahui perbedaan kanan dan kiri, sudah mengenal nama-nama jari, menulis dengan menghubungkan garis-garis putus, mengulang cerita yang pernah didengar walaupun tidak sempurna dan terkadang berfantasi, sudah dapat membedakan peran seks hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang dilontarkan dari anak “kak istri itu ayah apo bunda?”, “kak ia suami itu ayah apo bunda?”. Selain itu disaat anak bermain boneka, anak berperan sebagai ibu untuk boneka-bonekanya dan menyuapi mereka sambil berkata “adek makan yo, biar tambah pintar, udah itu bunda pergi kerjo dulu”. Kata-kata itu diperoleh anak dari sang bunda ketika menyuapinya saat pagi sebelum berangkat kerja. Anak juga bisa bernyanyi, menari-nari ringan, menyisir rambut sendiri, memakai baju, menyikat gigi sendiri, selain itu anak juga sudah mulai memperhatikan penampilannya, seperti ketika usai mandi anak ingin berbedak dan menyemprotkan parfum. Anak meminta maaf ketika dimarahi jika ia berbuat salah, berterimakasih saat diberi sesuatu, mengucapkan salam. Namun dibalik semua kelincahan dan kepandaiannya, anak terkadang memperotes dan bertanya kenapa dia dilarang berbuat sesuatu bahkan melakukan apa yang dilarang, seperti ketika sedang nonton TV bersama anak jahil mematikan TV dan saat dilarang anak mengulang kembali kejahilannnya, anak juga belum bisa membaca, namun bisa mebaca gambar.
·      memprotes bila dilarang, sebenarnya dia orangnya sopan dan patuh, jadi kalau dilarang, dia akan menurut. Apalagi dalam pola pengasuhan orang tuanya yang demokratis, dia memang diajarkan untuk menjadi seorang anak yang patuh, dan sopan. Namun terkadang anak juga mengabaikan larangan orang tuanya, hal itu mungkin karena rasa keingin tahuannya terhadap apa yang dilarang
·         anak bisa menyikat gigi, berbedak dan bermain peran, hal ini dia dapatkan dari meniru bundanya, jadi hal ini anak menunjukkan bahwa ia belajar dengan metode modeling.
·         Anak sudah memiliki boneka favorit atau kesukaannya yaitu boneka “Hello Kitty” dan semua yang berbentuk “Hello Kitty”, selain itu anak juga memiliki warna favorit yaitu warna hijau.
·         Anak juga menunjukan minat terhadap agama, dilihat dari kebiasaan anak berdo’a sebelum makan dan tidur, anak juga sering mengikuti kakak atau bundanya sholat.
b.      Perkembangan Motorik
Pada saat observasi mengenai kondisi motorik anak, diperoleh hasil bahwa anak sudah menjalankan hampir semua tugas perkembangannya, anak sudah pandai melompat, berlari, turun naik tangga, menari, bermain sepeda roda 3 dan roda 2 (ada roda bantu), bermain skuter, anak juga mampu menggunakan keterampilan tangannya seperti mengambar walaupun gambar yang dihasilkan hanya seperti coretan-coretan saja, mampu melipat kain,kertas. Menulis dan makan memakai tangan kanan, menendang bola, memakai sepatu sendiri. Selain itu anak memiliki kebiasaan mengisap jari sebelum tidur dan tidak bisa tidur jika tidak memegang selimut birunya.
·         gigi susu anak belum ada yang berganti, karena perkembangan belum pada usianya
·         anak terkadang melakukan beberapa hal dengan tangan kirinya, terbiasa dilatih untuk menggunakan kedua tangannya
c.       Perkembangan sosial
Pada observasi peneliti mendapatkan hasil berupa anak sudah mampu bercerita dengan teman sebayanya dan orang yang lebih dewasa, anak berminat main keluar, walaupun lingkungan bermainnya lebih banyak orang dewasa daripada teman sebayanya, seperti tante dan oom, dan saudara-saudara yang lebih dewasa. Sudah bisa bekerja sama saat bermain dengan teman sebayanya, seperti saling berbagi tugas saat bermain masak-masakan, berbagi makanan. Selain itu anak juga memiliki teman khayalan yang bernama Nabil. Perasaan anak juga sudah berubah-ubah, memerankan orang-orang yang signifikan seperti bundanya. Anak mulai mengenal  istilah menggertak dan memperdaya, mungkin pola ini terbangun dari lingkungan sosial sang anak, yang mana anak lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang yang lebih dewasa.
·         sifat menggertak mungkin mulai berkembang, hal ini dilihat ketika anak mulai merasa tidak nyaman jika diganggu, selain itu anak juga mulai bisa berbagi, misalkan ketika bundanya memberika dia makanan maka dia langsung berbagi dengan teman atau abangnya.
·         Anak malu-malu untuk berkomunikasi dengan orang baru, namun lama-kelamaan anak tidak lagi malu dan ragu untuk berinteraksi dengan orang baru
·         Anak memiliki teman khayalan yang bernama Nabil, hal ini mungkin karena lingkungan bermain anak dominan dengan usia diatasnya, sehingga kebutuhan untuk teman sebaya tidak terpenuhi. Anak seirng menyebut teman khayalnya ketika bercerita.
d.      Perkembangan emosi
Pada observasi dalam perkembangan emosi, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah mulai dapat mengendalikan emosisnya, tidak mudah menangis jika permintaannya tidak terpenuhi, jika ada yang memberinya pengertian, anak mulai merasa cemburu dengan adiknya yang kecil, hal ini dilihat dari kemunduran yang terjadi, anak mulai mengompol lagi pada malam hari. Tidak menunjukan sikap marah dalam kondisi yang wajar, Anak bertindak sopan dan ramah dengan orang lain.
·         Anak mampu mengungkapkan isi hatinya, hal ini dikarenakan pola asuh yang demokratis dikeluarganya.
·         Anak mulai merasa cemburu dengan kehadiran sang adik, hal ini ditunjukan anak melalui kemundurannya, anak mulai mengompol pada malam hari.
·         Anak menunjukan keriangan atau kebahagiaannya, anak selalu ceria disaat bermain, jarang terlihat murung kecuali sedang sakit, anak juga lincah.
e.       Perkembangan bahasa
Pada observasi ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah pandai berbincang dan mengobrol dengan teman sebayanya dan orang dewasa, sudah mampu membuat kalimat-kalimat senderhana dalam isi pembicaraannya, sudah mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, tidak mengalami kesulitan dalam pengucapan huruf “r” atau “s”, anak mulai banyak bercerita, menanyakan kosa kata yang tidak ia mengerti, mulai belajar bahasa-bahasa daerah yang ia dengar, seperti bahasa jawa dan bahasa Bengkulu. Anak mampu menyebutkan nama, hari dan tempat ia tinggal, namun anak belum mampu menyebutkan alamat rumah dan no telephone, mampu menghafal lagu-lagu sederhana.
·         Anak lancar bebicara, hal ini dikarenakan anak dibiasakan dari kecil berinteraksi dengan orang-orang yang dewasa.
·         Anak juga berminat dengan kosa kata baru dan artinya, hal ini ditunjukan anak ketika ia mendengar orang disekitarnya ada yang berbahasa jawa, anak langsung bertanya apa artinya. Dan terkadang anak langsung meniru bahasa itu, selain itu ketika kakaknya mengajaknya berbincang dengan bahasa inggris, anak mulai meniru yang diucapkan kakaknya walaupun tidak sempurna.
Di penelitian ini ,tidak ada perbedaan secara signifikan antara teori dengan hasil penelitian. Anak ini bagus di kemampuan kognitif, tapi tidak dalam lingkungan sosial, kalau ada orang asing yang belum dia kenal, dia ini sangat pemalu. Harus ada stimulus – stimulus yang di berikan, biar dia mengeluarkan bakatnya dan kemampuannya yang lain yang ia miliki.



4.4 Identitas Anak Ke-2

            Nama Lengkap                        : Maulana Al Ghifari
            Nama panggilan                      : Al Ghi
            Tempat/tanggal Lahir              : Kepahiang, 23 Agustus 2004
            Usia                                         : 9 tahun 9 bulan
            Agama                                     : Islam
            Alamat                                    : Jl. Sidodadi, Kel. Ps. Ujung Kepahiang
            Nama Ayah                             : Syaiful Amri
            Nama Ibu                                : Sri Wahyuni
            Pekerjaan Orangtua                 :
            Ayah                                       : PNS
            Ibu                                           : ibu rumah tangga
4.5   Deskripsi anak
Perkembangan Fisik Anak
Tinggi              : 130 cm
Berat               : 30 kg
Warna rambut : hitam
Warna kulit     : sawo matang
Fostur tubuh    : sedang


4.6            Kondisi Perkembangan Anak
a.       Perkembangan Kognitif
Anak sudah mampu mengurutkan bilangan-bilangan dan huruf-huruf, anak sudah mampu membaca dan berhitung, tetapi ada satu kelemahannya yaitu keterlambatan dalam menghitung,  anak sudah mampu memahami sebab akibat dari sesuatu yang sederhana. Dan sudah mengerti benar salah, walaupun anak mengerti sesuatu yang berbahaya, terkadang anak tidak menghiraukannya hal ini disebabkan akan rasa keingintahuannya, misalnya suka bermain api, bermain disungai saat hujan, balapan sepeda dijalan raya, hal ini dikarenakan anak ingin menjelajah dan memuaskan rasa ingin tahunya diluar rumah. Anak sudah berminat dengan organisasi pramuka di sekolah, drum band, dan futsal. Anak juga sudah mampu bernyanyi, membaca puisi, dan juga beberap prestasi di sekolahnya. Anak juga mengikuti les privat.
b.      Perkembangan Motorik
Anak sudah menunjukan keterampilan-keterampilan psikomotornya seperti anak berminat pada permainan bola, suka menggambar. Selain itu anak mulai membongkar mainan-mainannya dan menyusun ulang. Gigi susu sudah berganti dengan gigi tetap, namun anak juga memiliki masalah dengan perkembangan giginya, anak sering mengalami pertumbuhan gigi sebelum gigi susunya belum goyang, sehingga harus berkonsultasi dengan dokternya. anak lebih berminat dalam permainan bola, sehingga ia mengikuti klub futsal, selain permainnan bola anak juga tertarik dengan permainan sepatu roda, sketboard, skuter, sepeda dan beberapa organisasi seperti drum band dan pramuka, hal ini karena anak masih ingin merasakan beberapa hal yang baru dilingkungannya.
c.       Perkembangan Sosial
Dalam observasi mengenai perkembangan sosial anak, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah mampu menyesuaikan diri dengan baik, anak sudah mempunyai kelompok-kelompok bermain yang mempunyai minat yang sama yaitu sama-sama berminat pada permainan futsal dan sepeda. Anak cukup popular diantara teman-teman perempuannya, dikarenakan menurut pendapat teman-temannya anak memiliki wajah yang tampan, hal ini peneliti mendapatkan informasi dari teman-teman sang anak. Anak juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi, anak sudah mampu menilai teman-temannya, hal ini dilihat saat anak menceritakan teman-teman kepada sang kakak. Anak sudah mengenal sifat memperdaya, anak mendapatkan sifat ini mungkin sering melihat abangnya yang cenderung menajdi bos saat bermain dengannya. Seperti yang dinamakan ahli psikologi anak diusia ini merupakan usi berkelompok ataupun usia bermain, yang mana anak lebih banyak bermain diluar rumah dan membuat pengaruh yang buruk terhapad anak, dimana anak lebih banyak bermain daripada belajar.
d.      Perkembangan Emosi
Seperti yang dinamakan oleh orang tua dimana anak diusia ini merupakan usia yang sulit, dan begitu juga objek yang kami teliti, dimana anak tidak mau menuruti perintah orangtuanya lagi dan lebih banyak terpengaruh oleh teman-temannya. Anak juga sering menganggu adik sepupunya Syadifa Azzahra. Anak juga sering tidak memperhatikan penampilan, seperti tidak mau mandi sore. Anak memiliki perubahan-perubahan emosi, seperti gembira setelah menganggu adik sepupunya, mendapatkan hadiah , merasa sedih saat kehilangan sesuatu, seperti diperlihatkan anak, saat saudara lainnya membohongi anak bahwa teman akrabnya hilang, anak menangis, selain itu anak juga memiliki rasa iri hati yang normal seperti anak ingin memiliki baju seperti abangnya dan tidak mau dibedakan. Rasa kasih sayang, waluapun anak sering tidak mematuhi perintah oratuanya, anak juga menunjukkan rasa kasih sayangnya seperti memeluk ibunya dan meminta maaf. Dan menunjukkan emosi yang tinggi, hal ini mungkin dikarenakan perhatian keluarga yang terbagi dengan kehadiran adik-adik sepupunya dan anak merasa cemburu dan mencari perhatian.
e.      Perkembangan Bahasa
Seperti telah dijelaskan oleh ahli psikologi, semakin bertambah usia anak dan bertambahnya pengetahuan yang didapat anak, maka akan membantu juga dalam perkembangan bahasa anak, begitu juga anak dari objek observasi ini, anak sudah mempunyai perkembangan bahasa yang pesat, mulai dari bertambahnya kosa kata, pengucapan yang jelas, dan kemampuan membuat kalimat yang lebih panjang dari sebelumnya. Selain itu anak juga sudah mampu mengerti dari kata-kata yang diucapkan oleh orang lain. Anak juga mempunyai minat dengan kosa kata baru dan artinya, anak juga suka membicarakan dirinya sendiri, hal ini dilihat ketika anak menceritakan dirinya jika sudah melakukan sesuatu yang membanggakan, ketika anak memenangkan pertandingan futsal, ketika anak mencetak gol saat bermain futsal.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
    Dari hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan awal kanak-kanak dan perkembangan akhir kanak-kanak memiliki perbedaan, walaupun sama dalam aspek perkembangannya namun berbeda dalam tahap perkembangannya, jika perkembangan awal kanak-kanak masih dalam pembelajaran yang modeling, maka perkembangan akhir kanak-kanak sudah mampu menjelajah apa yang ada lingkungannya. Selain itu perkembangan awal kanak-kanak tidak sama dengan perkembangan akhir kanak-kanak, dimana pengetahuan yang didapat anak berbeda, yang mana anak di usia akhir kanak-kanak sudah dapat membaca sehingga wawasan yang ia dapat sudah memiliki kemajuan, beda halnya dengan anka pada tahap awal kanak-kanak, isi pembicaraan mereka juga berbeda, kemampuan fisiknya dan lainnya, jadi dapat disimpulkan bahawa perkembangan akhir kana-kanak merupakan kemajuan atau lanjutan dari perkembangan awal kanak-kanak sebelum anak memasuki masa remajanya atau masa pubernya.
5.2 Saran
            Mengingat masih banyaknya terdapat kesalahan dalam penulisan laporan observasi ini diharapkan pembaca dapat memberikan pendapat dan kritik tentang hasil observasi perkembangan awal dan akhir kanak-kanak ini, sehingga dapat kesalahpahaman dalam penulisan dapat dihindari.



LAMPIRAN



DAFTAR PUSTAKA
Navia (2013). “Perkembangan Psikologi Anak”. [Online]. Tersedia: http://1204ns.blogspot.com/2013/06/laporan-hasil-observasi-psikologi_30.html  [mei 2014]
Susilowati (2013). “Psikologi Perkembangan Masa Akhir Kana-kanak”. [Online]. Tersedia: http://asihhslwt.blogspot.com/2013/05/makalah-pikologi-perkembangan-masa.html [mei 2014]
Ari Nugraha (2013). “Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir”. [Online]. Tersedia: http://the-arinugraha-centre.blogspot.com/2013/03/perkembangan-masa-kanak-kanak-akhir.html [mei 2014]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar