BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses perkembangan manusia
dimulai dengan perkembangan pranatal, perkembangan masa bayi, perkembangan masa
awal kanak-kanak, perkembangan masa akhir kanak-kanak, perkembangan masa
remaja, perkembangan masa dewasa, dan perkembangan lanjut usia. Namun pada
pembahasan di sini penulis lebih memfokuskan pada perkembangan anak yang berusia
3 tahun 10 bulan atau perkembangan masa awal kanak-kanak dan anak yang berusia
9 tahun 9 bulan atau akhir kanak-kanak.
Perkembangan
jasmanai maupun rohani sudah dimulai sejak masih dalam kandungan yang
biasanya Sembilan bulan lamanya. Pada waktu lahir kemampuan otak telah
terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus meningkat sampai dengan umur 5
tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal
itu sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terkandung dalam makanan pada sang
anak.
Untuk
perkembangan rohani tidak dapat diselidiki terlepas dari perkembangan jasmani.
Sesungguhpun ada perbedaan antara keduanya, dan perbedaan itu tidak selalu
perlu apalagi pada seorang bayi. pada masa usia ini seorang bayi hanya dapat
memberikan isyarat dengan menggerakan tangannya, menangis, tertawa dalam
menginginkan sesuatu dan hal itu akan terus berkembang hingga ia dapat berbicara
berjalan dan berlari.
1.2
Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari observasi yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
·
untuk mengetahui bagaimana
perkembangan psikologis ataupun fisik pada si anak
·
agar dapat membedakan anatara
perkembangan awal dan akhir kanak-kanak
·
dan pemenuhan tugas psikologi
perkembangan anak
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aspek Perkembangan
Motorik dan Kognitif pada Anak Usia 2-6 Tahun
Masa kanak-kanak awal terjadi
pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana
anak umumnya masuk Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.Seperti bayi
dan balita, anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik,
kognitif maupun psikososialnya.
Masa kanak–kanak awal usia 2
sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk
kelompok bermain dan Taman kanak-kanak. Di dalam Islam masa ini disebut dengan
fase al-thifl. Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau
6 tahun berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya
sangat berharga, baik fisik, emosi dan intelektualnya. Perkembangan fisik anak
mengalami perubahan seperti, tinggi badan dan berat badan. Masa kanak-kanak
rata-rata tinggi badannya bertambah 6.25 cm setiap tahun dan bertambah berat
badan 2-5 kg. Pada usia 6 tahun berat badan anak normal harus kurang lebih
mencapai 7 kali berat pada waktu lahir. Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat
besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat
sehingga berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
Prinsip-prinsip
perkembangan fisiologis anak usia Taman Kanak-kanak adalah koordinasi gerakan
motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan
motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Sehingga seiring dengan
kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak
terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama
perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan
latihan atau praktek.
Perkembangan Motorik Kasar
merupakan tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti:
berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga
keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat
tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa
ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau
kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya
kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya
mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
Perkembangan gerakan
motorik halus anak TK ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal
ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus
anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini
masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan.
Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna
sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6
tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Jadi, pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual
motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu
gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih
luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak
mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun
motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam
aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan
seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai
kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak
secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak
melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas
yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan intelektual pada
masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang
paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori
perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap
praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian
belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih
kacau dan belum terorganisasi dengan baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan
anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Jadi, pada
masa ini anak memiiki perkembangan inteektual yang tinggi yang
menyebabkan mereka menanyakan apa-apa yang mereka lihat dan mereka
dengar.
Memori adalah kemampuan untuk
mengkodekan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari waktu ke waktu.
Anak-anak harus belajar untuk mengkodekan benda, orang, dan tempat-tempat dan
kemudian dapat mengingat mereka dari memori jangka panjang.
Anak-anak kecil tidak ingat serta
anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak ini lebih baik
dari pada pengakuan tugas ingat memori. Peneliti menduga beberapa kemungkinan
penyebab untuk pengembangan ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa anak-anak
prasekolah mungkin kurang dalam aspek-aspek tertentu dari perkembangan otak
yang diperlukan untuk kemampuan memori matang. Penjelasan lain adalah bahwa
anak-anak prasekolah tidak memiliki nomor yang sama dan jenis pengalaman untuk
memanfaatkan sebagai orang dewasa saat memproses informasi. Alasan lain adalah
bahwa anak-anak kurang perhatian selektif, yang berarti mereka lebih mudah
terganggu. Masih penjelasan lain adalah bahwa anak-anak tidak memiliki kualitas
yang sama dan kuantitas strategi mnemonic efektif sebagai orang dewasa.
Anak-anak prasekolah, namun,
menunjukkan minat yang kuat dalam belajar. Apa seorang anak mungkin kurang
dalam keterampilan terdiri dalam inisiatif. Jadi anak-anak memiliki rasa ingin
tahu yang melekat tentang dunia, yang mendorong kebutuhan untuk belajar
sebanyak mungkin, secepat mungkin. Beberapa anak muda mungkin menjadi frustrasi
ketika belajar tidak terjadi secepat atau mengingat seefisien anak yang lebih
tua. Ketika situasi belajar yang terstruktur sehingga anak-anak dapat berhasil
menetapkan tujuan-cukup dicapai dan memberikan bimbingan dan dukungan-anak bisa
menjadi sangat matang dalam kemampuan mereka untuk memproses informasi.
2.2 Aspek Perkembangan
Sosial-Emosi pada anak
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan
amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk
akal.Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang,
dan makan terlalu sedikit.Pada masa ini, emosi yang dilakukan
adalah termasuk dalam emosi yang disadari. Ekspresi dari emosi-emosi ini
menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma
sosial untuk menilai perilaku mereka. Emosi yang umum pada masa
kanak-kanak awal adalah:
a. Amarah
Muncul ketika anak sedang bermain dengan teman
sebayanya, lalu terjadi perebutan mainan oleh salah satu pihak, mungkin juga
karena keinginannya tidak tercapai, ataupun karena ada serangan dari anak lain.
Ekspresi yang biasa muncul adalah menangis, berteriak, menggertak, menendang,
melompat, dan memukul.
b. Takut
Dirasakan ketika ia mendengar cerita yang menyeramkan,
melihat gambar, melihat TV, mendengarkan radio, maupun melihat orang yang
sedang marah-marah. Ia biasanya langsung panik, lari, menghindar, bersembunyi,
maupun menangis.
c. Cemburu
Biasa diungkapkan dengan pura-pura sakit, nakal,
maupun regresi (melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik
perhatian, misalnya ngompol lagi setelah lama tidak ngompol). Penyebab umumnya
adalah karena perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya
yang baru lahir.
d. Ingin tahu
Emosi ini biasanya
dilakukan dengan banyak bertanya.Ia ingin mengetahui hal-hal
yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri.
e. Iri hati
Jika emosi ini sedang muncul, maka ia akan mengeluh
tentang hal-hal yang dimiliki, mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang
orang lain, ataupun bahkan mengambil benda yang ingin dimilikinya. Ia sering
iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain.
f. Gembira
Dapat mereka rasakan tatkala ia sedang sehat,
mendengar bunyi yang tiba-tiba, ataupun berhasil melakukan tugas yang
dianggapnya sulit. Ungkapannya adalah dengan tersenyum, tertawa, bertepuk
tangan, melompat-lompat, memeluk benda atau orang yang membutanya bahagia.
g. Sedih
Tatkala kehilangan sesuatu yang disayanginya.Ia akan
menangis dan kehilangan gairah mengerjakan kegiatan sehari-hari.
h. Kasih sayang
Emosi ini ditimbulkan dengan memeluk, menepuk, mencium
obyek yang disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra,
mengelus-elus binatang yang disayangi dan menggendongnya.
i.
Malu
Muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu
memenuhi standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali
berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.Rasa
malu biasanya berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat
mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak
yang mengalami rasa malu ini biasanya akan terlihat seperti “merengut”
seolah-olah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Rasa malu bukan merupakan
hasi dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu
terhadap kejadian tertentu.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak
perempuan akan lebih menunjukkan perasaan malu dan bersalah jika dibandingkan
dengan laki-laki. Perbedaan di antara gender ini sangat menarik karena biasanya
anak perempuan adalah pihak yang lebih rentan terhadap internalisasi seperti
kecemasan dan depresi, di mana salah satu ciri khasnya adalah perasaan malu dan
kritik terhadap diri yang berlebihan.
j.
Bersalah
Emosi ini biasanya
muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan.Perasaan malu
dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda.Ketika seorang anak
menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah mengecilkan tubuh mereka seperti
ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka
biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki
kegagalan mereka.
k. Bangga
Emosi ini muncul
ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan perilaku
tertentu.Rasa bangga sering kali diasosiakan dengan pencapaian suatu tujuan
tertentu.
Perkembangan emosi evaluatif yang disadari ini sangat
dipengaruhi oleh respons orang tua terhadap perilaku anak. Sebagai contoh,
seorang anak akan mengalami perasaan bersalah ketika orang tua berkata “Kamu
seharusnya tidak boleh menggigit kakakmu”.
Beberapa di antara perubahan penting dalam
perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan
untuk membicarakan emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman tentang
emosi. Mereka juga mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari
perasaan-perasaan yang dialami.
Ketika menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak mulai
menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merefleksi emosi. Mereka juga mulai
memahami bahwa mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar
sosial.
Perbandingan antara emosi anak dan
emosi orang dewasa:
Emosi Anak
|
Emosi
Orang Dewasa
|
Berlangsung singkat dan berakhir
|
Berlangsung lebih lama dan berakhir lambat
|
Terlihat lebih hebat atau kuat
|
Tidak terlihat hebat dan kuat
|
Bersifat sementara atau dangkal
|
Lebih mendalam dan lama
|
Lebih sering terjadi
|
Jarang terjadi
|
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
|
Sulit diketahui, lebih pandai menyembunyikannya.
|
Perkembangan emosi tak dapat
dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan
tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana
ia berada secara terus-menerus.Jenis hubungan sosial lebih penting
daripada jumlahnya, kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun
kadang-kadang saja, maka sikap terdapat kontak sosial mendatangkan lebih baik
daripada hubungan sosial yang sering, tetapi sifat hubungannya kurang baik.
Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih
mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer dari pada anak
yang interaksinya terbatas.
Pada masa prasekolah (terutama mulai
usia 4 tahun) perkembangan sosial anak sudah mulai tampak jelas, karena mereka
sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Ciri-ciri perkembangan
pada tahap ini adalah :
1. Anak sudah mulai tahu aturan-aturan,
baik dilingkungan keluarganya maupun dalam lingkungan bermain.
2. Sedikit demi sedikit anak sudah
mulai tunduk pada peraturan.
3. Anak sudah mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
4. Anak sudah mulai dapat bermain
bersama anak-anak lain atau teman sebaya (peer group)
Perkembangan sosial anak sangat
dipengaruhi oleh iklim sosio psikilogis keluarganya. Apabila memperhatikan,
saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga, terjalin komunikasi
antara anggota keluarga dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan
memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek penting yang berkembang
pada masa ini diantaranya adalah hubungan keluarga, hubungan dengan teman
sebaya, perkembangan permainan, perkembangan gender, dan perkembangan moral
(Jahja, 2011: 191).
2.3 Aspek Perkembangan Bahasa pada anak usia 2-6 Tahun
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (2-6 tahun ) Ada beberapa
perubahan perkembangan bahasa yang terjadi pada usia dini, diantaranya:
a. Berkenaan dengan fonologi, beberapa
anak usia prasekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan
misalnya (str dalam kata strika). Serta sulitnya mengucapkan huruf ‘r’.
b. Berkenaan dengan morfologi, bahwa
pada kenyataannya anak-anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari
dua kata-kata setiap kalimatnya.
c. Berkenaan dengan sintaksis, bahwa
anak-anak belajar dan menerapkan secara aktif aturan-aturan yang dapat
ditentukan pada tingkat sintaksis. Mereka mulai tahu aturan yang kompleks
tentang bagaimana kata-kata seharusnya diurutkan menurut subjek, predikat dan
objeknya dalam membuat kalimat.
d. Berkenaan dengan semantik, bahwa
begitu anak sudah mampu membuat kalimat dan sudah mampu mengembangkan
makna kalimat tersebut dengan cepat.
Perbedaan bahasa anak usia 2 dan 6 tahun :
Perbedaan bahasa anak usia 2 dan 6 tahun :
1. Anak usia 6 tahun memiliki
keterampilan dalam berdialog lebih baik, sehingga mampu membicarakan
benda-benda yang fisikal (imaginatif).
2. Anak usia 6 tahun mampu menunjukan
gaya bicara yang sesuai dengan situasi sosial dan dengan siapa mereka sedang
berbicara.
Perkembangan Bahasa prasekolah
Perkembangan bahasa anak
pra-sekolah, dapat diklasifikasikan kedalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari
dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,0-2,6 tahun) bercirikan;
a. Anak sudah mulai bisa menyusun
kalimat tunggal yang sempurna.
b. Anak sudah mampu memahami memahami
tetang perbandingan.
c. Anak banyak menanyakan tempat dan
nama; apa, dimana, darimana, dsb.
d. Anak sudah mulai menggunakan
kata-kata berawalan dan berakhiran.
Tahap Keempat (2,6-6,0 tahun)
bercirikan;
a. Anak sudah menggunakan kalimat majemuk
beserta anak kalimatnya.
b. Tingkat berpikir anak sudah lebih
maju
c. Anak banyak bertanya tentang waktu,
sebab akibat melalui pertanyaan kapan, mengapa, bagaimana, dsb.
2.4
Tugas Perkembangan Anak
Usia Sekolah Dasar
Periode
usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa
Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari
kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa
pra-pubertas. Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan
jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang
pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih
tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan
mereka. Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya
maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap
perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Tugas perkembangan atau development tasks menurut
Havighurst adalah “tugas – tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh
setiap individu pada setiap periode perkembangannya agar supaya individu
menjadi berbahagia”.
Tugas perkembangan anak usiasekolah dasar dikemukakan
oleh Havig Hurst dan Erikson. Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas perkembangan
yang seharusnya dicapai oleh anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1.
Mempelajari keterampilan fisik
yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan.
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara
cepat, anak belajar menggunakan otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai
keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain
sangantlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok.
Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri khas permainan mereka.
Implikasinya tyerhadapa sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk
membantu anak untuk mencapai tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan
pencapaian tugas.
·Merencanakan dengan serius pemberian
kesempatan-kesempatan kepada anak untuk melakukan
aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
·Dalam belajar membatasi
gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan tuntutan tugas
perkembangan mereka.
·Usaha yang terencana dan serius
dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak. Sangat diharapkan dari
sekolah anak-anak yang sakit harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu
disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sakit fisik sangat terganggu
perkembangan mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri dan kegairahan
belajarnya berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
2. Membina
sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang
berkembang.
Anak
hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan
berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan dan kebersihan diri
sendiri. Anak telah tahu bahaya dan penderitaan yang dialami, apabila ia
bertingkah laku yang membahayakan kesehatan dirinya sendiri.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
Anak hendaknya mampu membina
keakraban dengan orang lain diluar lingkunagn keluarga. Anak mampu menguasai
pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan dan memehami perasaan orang
lain, khusunya teman sebaya, sifat suka menolong, bertenggang rasa, dan jujur
perlu dipelajari anak
4. Mulai
mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat
Pada
usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranna sesuai dengan jenis
kelaminnya. Annak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga dengan anak pria.
5. Mengembangkan
keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Karena
perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak
telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis dan
berhitung, karena kemampuan berfikirnya yang memungkinkan memahami
konsep-konsep dan simbol-simbol.
6. Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Pada
periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal
konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari,
kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah yang menyangkut sosial.
7. Mengembangkan
kata hati, moral dan skala nilai
Pada
periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai
dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral
hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat menghargai
miliknya dan milik orang lain, menaati peraturan, menerima tanggung jawab dan
mengakui adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.
8. Mengembangkan
sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak
mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat sekolah. Anak
harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara
keinginannya. Untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan
orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya. Anakpun harus belajar untuk
menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat kecil maupun
masyarakat luas ada pembagian tugas, seperti tugas orang tua, guru, polisi,
dokter dan tugas dalam jabatan lainnya.
9. Mencapai
kebebasan pribadi
Tugas
perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa
tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya,
maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
Sedangkan
menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1. Perkembangan
kognitif.
a. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek
menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
b. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan
mengidentifikasi benda
c.
Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek
untuk memecahkan masalah.
d. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau
benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
e.
Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang,
atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
f.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu
dari sudut pandang orang lain
2.
Perkembangan Moral
a. ( usia 6 sampai9 tahun) menempati
posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan
apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian
pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga
berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri. semua tindakan dilakukan untuk
melayani kebutuhan diri sendiri saja.
b. ( Usia 9 – 12 tahun), seseorang
memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan
atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan
persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi
seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah
mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai
moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam
bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat,
rasa terimakasih, dan golden rule.
3. Perkembangan mental emosional dan
social anak usia sekolah dasar tugas perkembangannya yaitu:
a.
Melalui interaksi sosial,
anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam prestasi dan bangga pada
kemampuan mereka.
b.
Anak-anak yang didorong dan
dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan perasaan kompetensi
dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak
ada dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
sukses.
c.
Mereka yang layak menerima
dorongan dan penguatan melalui eksplorasi pribadi akan muncul dari tahap ini
dengan perasaan yang kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka
yang tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan
bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.
4.
Perkembangan Psikomotor anak
usia sekolah dasar pada perkembangannya mencakup
a.
Mampu melompat dan menari
b.
Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan
badan
c.
Dapat menghitung jari – jarinya
d.
Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu
bercerita
e.
Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
f.
Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
g.
Mampu membedakan besar dan kecil
h.
Ketangkasan meningkat
i.
Melompat tali
j.
Bermain sepeda
k.
Mengetahui kanan dan kiri
l.
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
m.
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
kabupaten Kepahiang, diman tempat objek dan peneliti tinggal, yang dimulai dari
tanggal 25 mei sampai 29 mei 2014.
3.2
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
survey dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.
a.
Observasi
Peneliti menggunakan metode observasi (pengamatan)
ini guna untuk melihat langsung aktivitas keseharian dan tugas perkembangan
dari objek pengamatan yaitu anak yang bernama Syadifa Azzahra yang berusia 3
tahun 10 bulan.
b.
Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara guna untuk
mengetahui identitas anak, yang mana wawancara ini ditujukan untuk orang tua,
selain itu peneliti juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada objek
penelitian.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Identitas
Anak Pertama
Nama
Lengkap : Syadifa Azzahra
Nama
panggilan : Cha-Cha
Tempat/tanggal
Lahir :
Kepahiang, 04 Agustus 2010
Usia :
3 tahun 10 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sidodadi, Kel. Ps. Ujung
Kepahiang
Nama Ayah : Widadi Purnomo
Nama Ibu : Rahma Nengsih
Pekerjaan Orangtua :
Ayah :
Swasta
Ibu :
Swasta
4.2
Deskripsi
anak
Perkembangan
Fisik Anak
Tinggi :
Berat : 15 kg
Warna
rambut : hitam
Warna
kulit : sawo matang
Fostur
tubuh : sedang
4.3 Kondisi Perkembangan Anak
Dalam observasi
yang telah dilakukan oleh tim peneliti, ditemukan hasil yang berbeda-beda
tentang kondisi subjek jika dilihat dari beberapa segi perkembangan subjek,
antara lain:
a.
Perkembangan kognitif
Pada
observasi perkembangan kognitif
diperoleh hasil bahwa anak sudah dapat melalui atau berhasil menjalankan
hampir semua perkembangan kognitif di usianya seperti, pandai menghitung sampai
sepuluh, menyebutkan alphabet namun tidak berurutan, mengetahui perbedaan kanan
dan kiri, sudah mengenal nama-nama jari, menulis dengan menghubungkan
garis-garis putus, mengulang cerita yang pernah didengar walaupun tidak sempurna
dan terkadang berfantasi, sudah dapat membedakan peran seks hal ini dapat
dilihat dari pertanyaan yang dilontarkan dari anak “kak istri itu ayah apo
bunda?”, “kak ia suami itu ayah apo bunda?”. Selain itu disaat anak bermain
boneka, anak berperan sebagai ibu untuk boneka-bonekanya dan menyuapi mereka
sambil berkata “adek makan yo, biar tambah pintar, udah itu bunda pergi kerjo
dulu”. Kata-kata itu diperoleh anak dari sang bunda ketika menyuapinya saat
pagi sebelum berangkat kerja. Anak juga bisa bernyanyi, menari-nari ringan,
menyisir rambut sendiri, memakai baju, menyikat gigi sendiri, selain itu anak
juga sudah mulai memperhatikan penampilannya, seperti ketika usai mandi anak
ingin berbedak dan menyemprotkan parfum. Anak meminta maaf ketika dimarahi jika
ia berbuat salah, berterimakasih saat diberi sesuatu, mengucapkan salam. Namun
dibalik semua kelincahan dan kepandaiannya, anak terkadang memperotes dan
bertanya kenapa dia dilarang berbuat sesuatu bahkan melakukan apa yang
dilarang, seperti ketika sedang nonton TV bersama anak jahil mematikan TV dan
saat dilarang anak mengulang kembali kejahilannnya, anak juga belum bisa
membaca, namun bisa mebaca gambar.
·
memprotes bila dilarang, sebenarnya dia
orangnya sopan dan patuh, jadi kalau dilarang, dia akan menurut. Apalagi dalam
pola pengasuhan orang tuanya yang demokratis, dia memang diajarkan untuk
menjadi seorang anak yang patuh, dan sopan. Namun terkadang anak juga
mengabaikan larangan orang tuanya, hal itu mungkin karena rasa keingin
tahuannya terhadap apa yang dilarang
·
anak bisa menyikat
gigi, berbedak dan bermain peran, hal ini dia dapatkan dari meniru bundanya,
jadi hal ini anak menunjukkan bahwa ia belajar dengan metode modeling.
·
Anak sudah memiliki
boneka favorit atau kesukaannya yaitu boneka “Hello Kitty” dan semua yang
berbentuk “Hello Kitty”, selain itu anak juga memiliki warna favorit yaitu
warna hijau.
·
Anak juga menunjukan
minat terhadap agama, dilihat dari kebiasaan anak berdo’a sebelum makan dan
tidur, anak juga sering mengikuti kakak atau bundanya sholat.
b.
Perkembangan Motorik
Pada saat
observasi mengenai kondisi motorik anak, diperoleh hasil bahwa anak sudah
menjalankan hampir semua tugas perkembangannya, anak sudah pandai melompat,
berlari, turun naik tangga, menari, bermain sepeda roda 3 dan roda 2 (ada roda
bantu), bermain skuter, anak juga mampu menggunakan keterampilan tangannya
seperti mengambar walaupun gambar yang dihasilkan hanya seperti coretan-coretan
saja, mampu melipat kain,kertas. Menulis dan makan memakai tangan kanan,
menendang bola, memakai sepatu sendiri. Selain itu anak memiliki kebiasaan
mengisap jari sebelum tidur dan tidak bisa tidur jika tidak memegang selimut
birunya.
·
gigi susu anak belum ada yang
berganti, karena perkembangan belum pada usianya
·
anak terkadang melakukan beberapa
hal dengan tangan kirinya, terbiasa dilatih untuk menggunakan kedua tangannya
c.
Perkembangan sosial
Pada
observasi peneliti mendapatkan hasil berupa anak sudah mampu bercerita dengan
teman sebayanya dan orang yang lebih dewasa, anak berminat main keluar,
walaupun lingkungan bermainnya lebih banyak orang dewasa daripada teman
sebayanya, seperti tante dan oom, dan saudara-saudara yang lebih dewasa. Sudah
bisa bekerja sama saat bermain dengan teman sebayanya, seperti saling berbagi
tugas saat bermain masak-masakan, berbagi makanan. Selain itu anak juga
memiliki teman khayalan yang bernama Nabil. Perasaan anak juga sudah
berubah-ubah, memerankan orang-orang yang signifikan seperti bundanya. Anak
mulai mengenal istilah menggertak dan
memperdaya, mungkin pola ini terbangun dari lingkungan sosial sang anak, yang
mana anak lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang yang lebih dewasa.
·
sifat menggertak mungkin mulai
berkembang, hal ini dilihat ketika anak mulai merasa tidak nyaman jika
diganggu, selain itu anak juga mulai bisa berbagi, misalkan ketika bundanya
memberika dia makanan maka dia langsung berbagi dengan teman atau abangnya.
·
Anak malu-malu untuk
berkomunikasi dengan orang baru, namun lama-kelamaan anak tidak lagi malu dan
ragu untuk berinteraksi dengan orang baru
·
Anak memiliki teman khayalan yang
bernama Nabil, hal ini mungkin karena lingkungan bermain anak dominan dengan
usia diatasnya, sehingga kebutuhan untuk teman sebaya tidak terpenuhi. Anak
seirng menyebut teman khayalnya ketika bercerita.
d.
Perkembangan emosi
Pada
observasi dalam perkembangan emosi, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah
mulai dapat mengendalikan emosisnya, tidak mudah menangis jika permintaannya
tidak terpenuhi, jika ada yang memberinya pengertian, anak mulai merasa cemburu
dengan adiknya yang kecil, hal ini dilihat dari kemunduran yang terjadi, anak
mulai mengompol lagi pada malam hari. Tidak menunjukan sikap marah dalam
kondisi yang wajar, Anak bertindak sopan dan ramah dengan orang lain.
·
Anak mampu mengungkapkan isi
hatinya, hal ini dikarenakan pola asuh yang demokratis dikeluarganya.
·
Anak mulai merasa cemburu dengan
kehadiran sang adik, hal ini ditunjukan anak melalui kemundurannya, anak mulai
mengompol pada malam hari.
·
Anak menunjukan keriangan atau
kebahagiaannya, anak selalu ceria disaat bermain, jarang terlihat murung
kecuali sedang sakit, anak juga lincah.
e.
Perkembangan bahasa
Pada
observasi ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah pandai berbincang
dan mengobrol dengan teman sebayanya dan orang dewasa, sudah mampu membuat
kalimat-kalimat senderhana dalam isi pembicaraannya, sudah mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan, tidak mengalami kesulitan dalam pengucapan huruf “r”
atau “s”, anak mulai banyak bercerita, menanyakan kosa kata yang tidak ia
mengerti, mulai belajar bahasa-bahasa daerah yang ia dengar, seperti bahasa jawa
dan bahasa Bengkulu. Anak mampu menyebutkan nama, hari dan tempat ia tinggal,
namun anak belum mampu menyebutkan alamat rumah dan no telephone, mampu
menghafal lagu-lagu sederhana.
·
Anak lancar bebicara, hal ini
dikarenakan anak dibiasakan dari kecil berinteraksi dengan orang-orang yang
dewasa.
·
Anak juga berminat dengan kosa
kata baru dan artinya, hal ini ditunjukan anak ketika ia mendengar orang disekitarnya
ada yang berbahasa jawa, anak langsung bertanya apa artinya. Dan terkadang anak
langsung meniru bahasa itu, selain itu ketika kakaknya mengajaknya berbincang
dengan bahasa inggris, anak mulai meniru yang diucapkan kakaknya walaupun tidak
sempurna.
Di penelitian ini ,tidak ada perbedaan
secara signifikan antara teori dengan hasil penelitian. Anak ini bagus di
kemampuan kognitif, tapi tidak dalam lingkungan sosial, kalau ada orang asing
yang belum dia kenal, dia ini sangat pemalu. Harus ada stimulus – stimulus yang
di berikan, biar dia mengeluarkan bakatnya dan kemampuannya yang lain yang ia
miliki.
4.4 Identitas Anak Ke-2
Nama Lengkap : Maulana Al Ghifari
Nama panggilan : Al Ghi
Tempat/tanggal Lahir : Kepahiang, 23 Agustus 2004
Usia :
9 tahun 9 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sidodadi, Kel. Ps. Ujung
Kepahiang
Nama Ayah : Syaiful Amri
Nama Ibu : Sri Wahyuni
Pekerjaan Orangtua :
Ayah :
PNS
Ibu :
ibu rumah tangga
4.5 Deskripsi anak
Perkembangan
Fisik Anak
Tinggi : 130 cm
Berat : 30 kg
Warna
rambut : hitam
Warna
kulit : sawo matang
Fostur
tubuh : sedang
4.6
Kondisi
Perkembangan Anak
a. Perkembangan
Kognitif
Anak
sudah mampu mengurutkan bilangan-bilangan dan huruf-huruf, anak sudah mampu
membaca dan berhitung, tetapi ada satu kelemahannya yaitu keterlambatan dalam
menghitung, anak sudah mampu memahami
sebab akibat dari sesuatu yang sederhana. Dan sudah mengerti benar salah,
walaupun anak mengerti sesuatu yang berbahaya, terkadang anak tidak menghiraukannya
hal ini disebabkan akan rasa keingintahuannya, misalnya suka bermain api,
bermain disungai saat hujan, balapan sepeda dijalan raya, hal ini dikarenakan
anak ingin menjelajah dan memuaskan rasa ingin tahunya diluar rumah. Anak sudah
berminat dengan organisasi pramuka di sekolah, drum band, dan futsal. Anak juga
sudah mampu bernyanyi, membaca puisi, dan juga beberap prestasi di sekolahnya.
Anak juga mengikuti les privat.
b. Perkembangan
Motorik
Anak
sudah menunjukan keterampilan-keterampilan psikomotornya seperti anak berminat pada
permainan bola, suka menggambar. Selain itu anak mulai membongkar mainan-mainannya
dan menyusun ulang. Gigi susu sudah berganti dengan gigi tetap, namun anak juga
memiliki masalah dengan perkembangan giginya, anak sering mengalami pertumbuhan
gigi sebelum gigi susunya belum goyang, sehingga harus berkonsultasi dengan
dokternya. anak lebih berminat dalam permainan bola, sehingga ia mengikuti klub
futsal, selain permainnan bola anak juga tertarik dengan permainan sepatu roda,
sketboard, skuter, sepeda dan beberapa organisasi seperti drum band dan
pramuka, hal ini karena anak masih ingin merasakan beberapa hal yang baru
dilingkungannya.
c.
Perkembangan Sosial
Dalam observasi
mengenai perkembangan sosial anak, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah
mampu menyesuaikan diri dengan baik, anak sudah mempunyai kelompok-kelompok
bermain yang mempunyai minat yang sama yaitu sama-sama berminat pada permainan
futsal dan sepeda. Anak cukup popular diantara teman-teman perempuannya,
dikarenakan menurut pendapat teman-temannya anak memiliki wajah yang tampan,
hal ini peneliti mendapatkan informasi dari teman-teman sang anak. Anak juga
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, anak sudah mampu menilai teman-temannya,
hal ini dilihat saat anak menceritakan teman-teman kepada sang kakak. Anak
sudah mengenal sifat memperdaya, anak mendapatkan sifat ini mungkin sering
melihat abangnya yang cenderung menajdi bos saat bermain dengannya. Seperti
yang dinamakan ahli psikologi anak diusia ini merupakan usi berkelompok ataupun
usia bermain, yang mana anak lebih banyak bermain diluar rumah dan membuat
pengaruh yang buruk terhapad anak, dimana anak lebih banyak bermain daripada
belajar.
d.
Perkembangan Emosi
Seperti
yang dinamakan oleh orang tua dimana anak diusia ini merupakan usia yang sulit,
dan begitu juga objek yang kami teliti, dimana anak tidak mau menuruti perintah
orangtuanya lagi dan lebih banyak terpengaruh oleh teman-temannya. Anak juga
sering menganggu adik sepupunya Syadifa Azzahra. Anak juga sering tidak
memperhatikan penampilan, seperti tidak mau mandi sore. Anak memiliki
perubahan-perubahan emosi, seperti gembira setelah menganggu adik sepupunya,
mendapatkan hadiah , merasa sedih saat kehilangan sesuatu, seperti
diperlihatkan anak, saat saudara lainnya membohongi anak bahwa teman akrabnya
hilang, anak menangis, selain itu anak juga memiliki rasa iri hati yang normal
seperti anak ingin memiliki baju seperti abangnya dan tidak mau dibedakan. Rasa
kasih sayang, waluapun anak sering tidak mematuhi perintah oratuanya, anak juga
menunjukkan rasa kasih sayangnya seperti memeluk ibunya dan meminta maaf. Dan
menunjukkan emosi yang tinggi, hal ini mungkin dikarenakan perhatian keluarga
yang terbagi dengan kehadiran adik-adik sepupunya dan anak merasa cemburu dan
mencari perhatian.
e.
Perkembangan Bahasa
Seperti
telah dijelaskan oleh ahli psikologi, semakin bertambah usia anak dan
bertambahnya pengetahuan yang didapat anak, maka akan membantu juga dalam
perkembangan bahasa anak, begitu juga anak dari objek observasi ini, anak sudah
mempunyai perkembangan bahasa yang pesat, mulai dari bertambahnya kosa kata,
pengucapan yang jelas, dan kemampuan membuat kalimat yang lebih panjang dari
sebelumnya. Selain itu anak juga sudah mampu mengerti dari kata-kata yang
diucapkan oleh orang lain. Anak juga mempunyai minat dengan kosa kata baru dan
artinya, anak juga suka membicarakan dirinya sendiri, hal ini dilihat ketika
anak menceritakan dirinya jika sudah melakukan sesuatu yang membanggakan,
ketika anak memenangkan pertandingan futsal, ketika anak mencetak gol saat
bermain futsal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan awal kanak-kanak dan
perkembangan akhir kanak-kanak memiliki perbedaan, walaupun sama dalam aspek
perkembangannya namun berbeda dalam tahap perkembangannya, jika perkembangan
awal kanak-kanak masih dalam pembelajaran yang modeling, maka perkembangan
akhir kanak-kanak sudah mampu menjelajah apa yang ada lingkungannya. Selain itu
perkembangan awal kanak-kanak tidak sama dengan perkembangan akhir kanak-kanak,
dimana pengetahuan yang didapat anak berbeda, yang mana anak di usia akhir
kanak-kanak sudah dapat membaca sehingga wawasan yang ia dapat sudah memiliki
kemajuan, beda halnya dengan anka pada tahap awal kanak-kanak, isi pembicaraan
mereka juga berbeda, kemampuan fisiknya dan lainnya, jadi dapat disimpulkan
bahawa perkembangan akhir kana-kanak merupakan kemajuan atau lanjutan dari
perkembangan awal kanak-kanak sebelum anak memasuki masa remajanya atau masa
pubernya.
5.2 Saran
Mengingat
masih banyaknya terdapat kesalahan dalam penulisan laporan observasi ini
diharapkan pembaca dapat memberikan pendapat dan kritik tentang hasil observasi
perkembangan awal dan akhir kanak-kanak ini, sehingga dapat kesalahpahaman
dalam penulisan dapat dihindari.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Navia (2013). “Perkembangan Psikologi Anak”.
[Online]. Tersedia: http://1204ns.blogspot.com/2013/06/laporan-hasil-observasi-psikologi_30.html [mei 2014]
Susilowati (2013). “Psikologi Perkembangan Masa
Akhir Kana-kanak”. [Online]. Tersedia: http://asihhslwt.blogspot.com/2013/05/makalah-pikologi-perkembangan-masa.html [mei
2014]
Ari Nugraha (2013). “Perkembangan Masa Kanak-kanak
Akhir”. [Online]. Tersedia: http://the-arinugraha-centre.blogspot.com/2013/03/perkembangan-masa-kanak-kanak-akhir.html [mei
2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar